Lima Pelajaran Penting dari Belle di Beauty and The Beast (untuk Feminis Muda)

by - 2:37 AM


Bagi saya, film-film yang promonya terlalu masif dan gerilya di seluruh media pasti memiliki kualitas cerita yang lemah (yap, saya belajar itu dari “Suicide Squad”, kasihan Cara Delevingne). Dan begitu film Beauty and The Beast dikabarkan akan kembali diproduksi dengan menggunakan Emma Watson, saya sudah curiga pasti ini hanya akal-akalan Disney untuk menghasilkan uang dari memori kanak-kanak generasi millennial. Jadi selama hampir setahun saya memantapkan diri untuk tidak menonton film ini.

Tapi karena satu dan lain hal (saya di gang bang sama adik-adik sepupu saya yang lagi main ke rumah), saya akhirnya memutuskan menyaksikan film yang saya sudah tahu persis bagaimana jalan ceritanya. Dan dengan sangat mengejutkannya, saya menikmatinya. Bahkan saya berharap lebih banyak lagi adik-adik gemas lainnya diluar sana yang menonton film ini, mengapa?



1.       Berani Katakan Tidak
Hanya karena ada yang mau menikahinya, bukan berarti perempuan harus mau jadi pasangan pengantinnya. Ini inti 10 menit pertama adegan antara Gaston dan Belle. Jangan karena dia banyak yang suka dan secara fisik sempurna kamu harus juga mau jalan dengan dia. Beranikan diri untuk menolak. Justru itu yang membuat seseorang memiliki karakter.


2.       Jangan Takut Banyak Tahu
Hingga hari, bahkan sahabat saya sendiri, mengatakan kalau perempuan semakin pintar semakin sulit mendapatkan pasangan. Alasannya karena kepintarannya bisa membuat pasangan minder dan bisa membuat komunikasinya jadi lebih sulit. Dan Belle memperlihatkan bagaimana dia mengacuhkan orang-orang yang merasa terganggu dengan hobinya, membaca. Karena, itu yang harusnya perempuan muda lakukan, baca dan belajar, bukan ngebut-ngebutan di pinggir jalan seperti yang diajarkan sinetron TV nasional (seriously, I really concern with our television).


3.       Gakpapa Kok Sendirian
Belle hampir melakukan semuanya sendirian. Mengurus rumah, mencuci pakaian, bahkan saat dia harus mencari sang ayah ke kastil di tengah hutan. Dia enggak gampang menyerahkan masalahnya ke orang lain, selama bisa melakukan sendiri, ia akan lakukan sendiri. Belle bisa saja mengandalkan Gaston, si pengagumnya yang berani dan tampan, dan blab la bla, tapi Belle memilih mencari sang Ayah sendiri.


4.       Utamakan Keluarga
Tidak ada pria yang cukup tampan atau kaya yang bisa membuat seseorang berhenti menyayangi dan peduli dengan keluarganya. Walaupun Belle sedang berada di suasana yang kasmaran dengan Beast, tapi ia tetap memikirkan Ayahnya. Dan itu yang harus dilakukan semua perempuan.


5.       Jatuh Hati Tanpa Mata

Walaupun banyak yang mentakan kalau Beauty and the Beast adalah cerita tentang seseorang yang mengalami Stockholm syndrome pada seseorang yang super kaya. Tapi di luar itu, satu hal yang bisa di pelajari adalah jatuh hati tanpa harus melihat seperti apa wajahnya. Tapi lebih mementingkan bagaimana orang memperlakukan pasangannya. Waktu itu sempat baca sebuah artikel dari Hipwee atau Tirto.id yang menyatakan kalau pria dengan wajah biasa saja justru lebih dipercaya untuk dibawa ke jenjang pernikahan. Dan, dari apa yang di hadapi Belle dan kebanyakan orang, saya percaya hal itu. Jangan pernah jatuh hati karena hanya ketampanan semata!


Tapi, diluar pelajaran-pelajaran penting yang bisa diambil dari film ini, saya akui kalau animasi di film ini luar biasa. Kalau soal soundtrack, sejujurnya saya lebih suka versi Celine Dion dan Peabo Bryson.


(photo source: eonline.com, justjared.com, elle.com, people.com, slate.com)

You May Also Like

1 comments