FACE IT!

by - 8:15 AM



"how you face your problem, if the problem is your face?"

Kata teman saya, kalau orang itu hanya berjerawat saat masa pubertasnya saja. Well, saat saya berusia 13-15 tahun, saya tidak punya jerawat, masuk usia SMA saya punya sedikit jerawat kecil, dan ketika saya kuliah komedo jadi musuh utama saya. Tapi, yaudah, that's it! Saya enggak punya problem wajah lebih rumit dari itu. Kulit saya tergolong mulus tanpa bekas bolong jerawat. 

Bekas bolong jerawat, bagi saya sama seperti bekas suntik imunisasi saat kita TK, artinya, kalau kita punya bekas itu, kita lebih siap menghadapi ancaman jerawat di masa mendatang. Karena saya tidak punya "tanda" tersebut, itu artinya saya tidak punya pengalaman, pengetahuan, apalagi kesiapan untuk menghadapi jerawat yang membludak. Itu lah yang saya hadapi sekarang. Di tengah usia "twentysomething" yang gemilang dan penting seperti ini, akhirnya wajah saya mengalami jerawat membandel. Mati satu tumbuh seribu. Komedo. Dan juga bruntusan kecil. Saya sendiri sudah kehilangan akal untuk membasminya.

Sejujurnya sejak saya duduk di usia SMP, ibu saya sudah rutin membawa saya ke salon kecantikan kulit. Saya sudah terbiasa di facial dari usia SMP. Dari yang hanya oles-oles wajah, hingga yag membuat wajah saya perih dan menangis. 

Dan untuk menghadapi kulit saya saat ini, saya merasa facial bukanlah obatnya. Karena semakin saya dewasa saya semakin sadar kalau facial dan jerawat bukan musuh yang saling membasmi. Bagi saya facial dan jerawat itu adalah sahabat karib. Mereka saling tolong menolong untuk membuat wajah semakin merah dan bekas jerawat ada dimana-mana. Hingga akhirnya, tepat pada awal tahun ini saya putuskan hubungan saya dengan dokter kecantikan wajah langganan saya sejak SMA. Ini saatnya saya mengeksplor segala macam trik dan makanan yang bisa memberantas kemelut di wajah saya.

BAKING SODA+OATMEAL+ASPIRIN
Yap! Bagi orang yang punya pengalaman berjerawat pasti familiar dengan resep mujarap ini. Resep ini saya dapatkan dari rekan sekantor saya di divisi fashion. Nama Kak Tria, dia sendiri memiliki masalah yang kurang lebih sama dengan saya. Dia juga sudah lama lepas tangan dari salon kecantikan dan punya dendam pribadi dengan praktek facial. "Setiap sabtu minggu, aku luluran pakai campuran ini, Git. Baunya emang sedikit enggak enak, tapi efeknya langsung berasa kok," bener aja sih. Dua kali saya pakai ini, saya langsung merasa kulit wajah saya kerrriiiiiinnng banget. Dan jerawat yang hidup pun perlahan mati. Bahkan ada yang sengaja saya pencet jerawatnya terus saya oleskan di atas luka jerawat biar langsung cepat selesainya siklus si jerawat ini. Enggak bagus sih, tapi yaaa, bisa dibilang cara ini lumayan ampuh.

TEA TREE OIL
Hal paling ajaib selanjutnya yang pernah saya temukan untuk membasmi jerawat adalah minyak Tea Tree Oil. Obat ini pertama kali di perkenalkan oleh (lagi-lagi) teman kantor saya bernama Handa. Sebagai orang yang pernah bergelut dan berjuang habis-habisan dengan jerawat di masa remaja, Handa punya segudang cara untuk menyembuhkan jerawat di wajahnya. "Gue juga enggak percaya sama dokter sih, Git. Tapi pada akhirnya, sekarang sih gue lebih memilih ke dokter daripada pakai asal-asal obat." Walaupun dia udah menyerahkan diri ke korporasi dokter kecantikan, dia tetap memberikan saya percobaan menggunakan tea tree oil di bekas luka jerawat saya. Perih dan pedas rasanya ketika  minyak ini ditempel ke wajah. Tapi setelah beberapa kali pakai, obat ini memang paling mujarab dan ampuh membersihkan jerawat. Tapi sayangnya, tidak untuk waktu lama, jerawat saya terlalu siap untuk bertempur.

MASKER ORGANIK
Kali ini saya mendapatkan saran dari tetangga saya (iya, tetangga). Jadi ketika saya sedang menjalani Pileg 2014 lalu, seorang tetangga saya kaget melihat wajah saya yang banyak jerawatnya (lebih tepatnya bekas jerawat). Entah karena prihatin, atau (yaa... enggak ada atau sih, memang prihatin aja sih kayaknya) dia akhirnya memberikan masker yang biasa dipakai anaknya. "Ajeng juga sedang magang di Jakarta. Jerawatnya langsung keluar semua. Tapi dia sekarang lagi rajin pakai masker ini, Git sebelum mau tidur. Lumayan kok hasilnya, dia enggak terlalu berjerawat lagi lah." Alhamdulilah sih, sampai sekarang (sampai botol ke empat) hasilnya belum ada. Ha-ha-ha. Karena salahnya saya juga yang kurang telaten memakainya. Karena gimana ya, pulang kerja, terus kuliah, terus sampai rumah jam 11.00 malam, lalu mandi, terus mesti maskeran lagi kok rasanya berat sekali yaa. Ya, tapi, saya sampai sekarang masih menggunakan masker ini. Bukan untuk alasan kecantikan, tapi efek segar setiap selesai di masker bikin saya sedikit ketagihan akhir-akhir ini. 

NOURISH SKIN
Nah, konon kabarnya sih, obat minum yang enggak bikin rahim kering dan ampuh bikin kulit bersih kembali adalah Nourish Skin. Saya selalu lupa beli obat ini, setiap udah di Guardian atau toko obat lainnya saya selalu blank dan bingung mau sendiri mau beli apa kesini. Tapi, setelah hari ini agak inget, saya sempatkan untuk bertanya berapa harganya. Ternyata lumayan mahal juga obat ini. Sedangkan uang saya 500 ribu masih nyangkut di kantor urusan nombokin make up artist (yaaa.... begitulah kehidupan... kalau saya mood, kapan-kapan saya ceritakan), sedangakan uang yang tersisa pas-pas-an banget sampai gajian tanggal 25 mendatang.  

TIDUR TERATUR BANYAK MINUM AIR PUTIH
Ini sih rahasia semua artis, selebritis, tokoh publik, yang setiap saya tanya "apa sih mbak rahasia kulit bersihnya" (bias kebayang kan kalau saya lagi wawancara orang seperti apa? Ya gitulah, kurang ada sponsor aja, sebenarnya punya bakat jadi sales obat jerawat sih!) mereka selalu bilang "Air Putih" dan "Tidur Teratur". Well, okelah, saya memang sedang di masa enggak mungkin bisa tidur teratur. Apalagi kalau kuliah sudah mulai, tugas mulai numpuk, tidur sebelum jam 3.00 pagi merupakan anugerah tersediri buat saya. Nah, untuk bagian "minum air putih", saya suka berpikir kalau air putih yang mereka minum itu beda dengan air putih yang saya minum. Se spesial itu kah air putih sehingga bisa bikin kulit mulustanpa jerawat. Tapi kadang saya mikir balik lagi, "mungkin bukan air apa yang mereka minum, tapi perasaan mereka saat meminum air putih lah yang mencerahkan wajah mereka." 

Jujur kalau udah masalah perasaan, saya sih mending mundur aja. Saya udah lama menjual perasaan saya ke setan. Jadi sekarang udah mati rasa. Kalau obatnya pakai perasaan, ya mending saya ambil jalan "setan" aja. Jalan apakah itu?

KUN FAYA KUN
Saya rasa 80% remaja Jakarta pasti kenal dokter Kun dong. Dia ini emang magis banget. Legenda mengenai metode penyembuhan jerawat yang dia lakukan sudah sering saya dengar saat saya masih duduk di bangku kuliah. Dokter Kun kayaknya sih dokter yang biasa aja. Yang luar biasa adalah antrian untuk bisa ditangani secara langsung oleh beliau. Bayangin aja, dari awal kuliah (2008) sampai sekarang (2014) dokter Kun ini keukeuh bikin cewek-cewek bangun ekstra subuh buat daftar untuk bisa check up sama dia. Dateng ke tempat prakteknya dari pukul 5.00 subuh, baru dipanggil jam 5.00 sore, itu sudah hal biasa dan lumrah bagian mayoritas remaja gaul ibukota (yang pengin cepet mulus). Asli, teman saya hanya butuh waktu 3 bulan mengubah wajah gradakan penuh jerawat menjadi mulus bak artis ibukota. Dan bukan rahasia lagi kok kalau kebanyakan artis juga pada pakai jasa dokter Kun ini. Tapi, ya, saya belum bisa ke dokter Kun. Bukan karena enggak ada duit (apalagi soal duit, orang Kun terkenal paling murah dibandingkan ke salon atau dokter mana pun kok) tapi, ya, itu, konsekuensi mesti bangun subuh untuk bisa dapat antrian itu yang enggak bisa saya jalanin. Solat subuh, yang panggilan Tuhan aja saya suka telat bangunnya, apalagi cuman panggilan dokter Kun. Tapi saya, sih, masih agak penasaran sama dokter ini. Pasalnya dia punya keyakinan yang sama dengan saya. Kalau jerawat itu enggak bisa di basmi dengan facial. That's why di metode penyembuhannya dia enggak ada metode facial. Cuman ada konsumsi obat (yang konon katanya bisa bikin rahim kerim) dan obat olesnya. Saya sih lagi mau cari cara biar bisa beli obat tanpa harus ngantri dokter Kun, saya penasaran coba obat oles nya sih. Untuk obat minum, saya masih ragu. Karena saya sendiri punya "bakat" untuk memiliki penyakit rahim, jadi saya sih sebisa mungkin untuk enggak meminum obat itu. 

Tapi, ya enggak tau lah! Sama halnya seperti jodoh, semuanya saya serahkan ke yang maha Esa (sakelah) soalnya saya merasa Tuhan terlalu kurang kerjaan kalau menciptakan saya untuk melulu mikirin penampilan saya di depan umum (sakelah lagi). 

Karena, seriusan, saya bukan tipe orang yang peduli sama penampilan saya. Saya biasa berpakaian aneh (quirky), saya enggak peduli dengan berat badan saya, wajah saya, yang saya tahu kalau saya bahagia, ya saya jalanin, kalau enggak ya tinggalkan. Se simpel itu. Tapi semenjak masuk usia "twentysomething" semua aspek yang saya enggak pernah peduli jadi hal penting buat saya. Dari mulai merk sepatu yang saya pakai, model tas yang saya gunakan, panjang rambut, bentuk muka, berat badan, bentuk badan, warna kulit, STATUS HUBUNGAN, meeeeennn, who the hell invented all this kind of problem. Since when, i need society approval with what i do to my eyebrow, to my hair, to my face, my face product!! Everyone is watching and everyone is judging!! 

But, since i just a midget in this gigantic world, evolve is the only this i do to survive in this kind of time. Before i reach out the right place i want to rest all of my fucking life. So, Hell, yeah, Jerawat, bring me your A game cause i'm ready to beat you in my face (ha-ha-ha).

You May Also Like

0 comments