WELCOME IN TWENTYSOMETHING

by - 1:52 AM




Mereka bilang saya harus banyak-banyak belajar.
Mereka bilang saya harus lebih banyak-banyak cari pengalaman.
Mereka bilang saya masih muda dan masih panjang perjalanan.
Tapi, beberapa dari mereka mempertanyakan "mau sampai kapan".

Mereka bilang kamilah generasi penerus bangsa.
Sedangkan beberapa dari mereka mengatakan tidak ada yang bisa diharapkan dari kami.
Mereka bilang usia ini akan menyenangkan, penuh tantangan, dan juga petualangan.
Tapi ada yang bilang usia kami harus baik-baik jaga nama dan sikap agar tidak susah di hari tua.

Setidaknya itulah yang mereka bilang ketika saya (atau mungkin kebanyakan orang lainnya)  bilang kalau usia saya 24 tahun. Banyak hal yang mereka harapkan dan nantikan tapi banyak hal pula yang mereka tuntut dari kami. Di satu sisi mereka nantikan ide-ide baru dari otak segar kami, namun di sisi lain mereka harapkan adanya kepatuhan dan ketaatan pada "aturan lama" saat proses pengerjaan ide kami. 

Contoh, sebagai penulis, saya diharapkan bisa memberikan gaya penulisan dan informasi yang digarap bisa lebih menarik dan dinamis, tapi di sisi lain saya masih diharapkan untuk penuhi "index prestasi" dan banyak lagi tuntutan "Perusahaan". Makanya, enggak mengherankan tho, ketika generasi saya banyak memilih membuka usaha sendiri dan menjadi CEO muda. Tanpa mau sedikit pamer, tapi sebuah artikel bahkan pernah mengatakan kalau, dekade ini adalah dekade-nya lahirnya CEO muda.

TAPI!!! (dengan penuh emosi dan sepenuh hati) sukses di bidang pekerjaan enggak membuat siapapun yang berada di usia ini bebas dari tuntutan masa depan. Punya usaha beromset ratusan juta, karya yang udah diakui publik, duduk di jabatan terbaik di perusahaan ternama, enggak bikin kami mendapatkan tiket bebas pertanyaan tahunan "kapan menikah", bagi yang sudah menikah "kapan punya anak", bagi yang sudah menikah dan punya anak "kapan adiknya lahir", baru gede dikit anaknya "kapan masuk sekolah", "kapan lulus sekolah", "kapan kerja", "kapan nikah", "kapan punya anak".... daaaan teruuuuuuss begitu.... enggak akan selesai...sampai Malaikat Israfil meniupkan sangsakala di hari akhir.

Di satu sisi mereka mengharapkan kami jadi manusia yang internasional, kenal berbagai orang dari berbagai bangsa, wawasan seluas cakrawala, tapi ujung-ujung yang mereka minta.. ya.. itu-itu juga. Yang mereka tutut itu ya hal yang sama juga. 25 tahun itu sudah menikah, usia 27 tahun itu sudah punya anak, sebelum 30 tahun sudah cicil rumah pribadi dan punya kendaraan pribadi. Kalau satu aja enggak terpenuhi, ya dinilai failed!

Bagi saya pribadi, dilema di usia "twenty-something" ini lebih buruk dari fase puber atau fase apapun. Karena saya merasa di usia inilah dimana "harapan" sudah harus bertemu dengan "kenyataan". Sebuah tulisan semasa SMA yang menyadarkan saya. Di dalam tulisan itu, semua janji muda saya sudah mendekati masa deadlinenya. Disitu saya menuliskan apa saja yang harus sudah saya capai sebelum saya menginjak usia 25. Dari sepuluh hal yang saya rencanakan (yang dimana, diantara rencana itu adalah "menikah" dan "menulis sebuah buku"), hampir semuanya tidak saya lakukan, tapi hanya satu yang benar-benar saya sedihkan, yaitu "Mengunjungi New York (bekerja ataupun kuliah)".

Kalau saya mau jadi bahan pikiran, pasti saya bisa depresi berat. Dari 10 tahun yang lalu, tidak banyak yang berubah dari diri saya, saya masih berada di kamar yang sama, dengan meja belajar yang sama, sedangkan pencapaian saya masih nihil. Tapi saya ingat kalimat dari teman kerja saya yang pernah mengatakan "sudahlah, Git, terkadang hidup lebih baik tanpa ada harapan," 
he-he-he.
Memang sih, ujung-ujungnya saya menjalani hidup yang penuh tuntutan di usia "twenty-something" jadi tanpa harapan, tanpa alasan, tanpa tujuan. Kalau dalam istilah Latin-nya, saya jadi Carpe Diem atau yang artinya "seize the day" atau "menggapai hari". Mungkin kalau bisa digambarkan, jadi lebih maksimal untuk menikmati dan merayakan apa yang ada di hari ini. Dan saya lebih menyukai menggambarkan usia "twentysomething" sebagai usia Carpe Diem.

Bagus punya rencana jangka panjang sesuai ekspektasi orang tua, tapi jangan lupa juga untuk menikmati harinya, ingat kita baru "twentysomething".



GA//BEDROOM

You May Also Like

0 comments