To All The Boy That I Have (and Forced To) Met Before, Thank You

by - 4:04 AM



For once in my life, i finally understand everything.
Why everything work this way and not that way.


Assalamualaikum blog yang sudah lama enggak saya update.
Apa kabar?
Enggak terasa udah tahun 2019 aja.
Dan enggak terasa sudah banyak yang dilalui.
Mulai dari jatuh hati, patah hati, kecewa, lalu bahagia lagi.

Enggak tau gimana caranya me-rekap perasaan dan kehidupan saya selama satu tahun terakhir ini ke dalam satu postingan. Tapi bisa dibilang 2018 is one of hellish roller coaster untuk kehidupan personal saya. Yah, bisa dilihat lah, materi postingan saya yang terakhir saya update aja bahan tulisan yang harusnya saya selsaikan tahun 2017 kan. Hahaha.

Emang lagi agak malas juga sih saya nya. Tapi juga saya sendiri lagi mengalami banyak problema kehidupan di penghujung usia 20-an ini. Iya dari pekerjaan, iya dari pasangan juga. Well, paling seru sih dalam pencarian pasangan ya!

Hahaha, saya enggak mau munafik lah, kalau tahun lalu saya sedang rindu-rindunya punya pasangan. Pengen juga kembali jalanin hidup penuh romansa-romansa. Dan tahun 2018 menjadi tahun percomblangan ter-epik dalam hidup saya. Beragam pria yang sudah dikenalkan ke saya, mulai dari tinder saya coba, lalu kenalan dengan kenalannya teman, lalu anaknya teman orang tua, sampai-sampai keluarga saya mau nyomblangin saya sama saudara sepupu saya sendiri (mereka bilang enggak sepupu langsung tapi kalau di tarik garis keturunan kami masih satu nenek, gila banget kan? Hahaha).

Dan pada kesempatan kali ini saya enggak mau ngomongin detail tentang orang-orang ini. Tapi mungkin seperti Ariana Grande "Thank U, Next", saya ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang saya temui di tahun 2018 dan tahun-tahun sebelumnya. Karena kalau tanpa kehadiran mereka, mungkin saya enggak akan sampai ke minggu ini. Minggu dimana saya akan mengakhiri masa lajang saya, karena hari Minggu, 24 Februari 2019 keluarga dari pria yang jadi pilihan akan datang ke rumah dan melamar saya (mau tahu siapa? tunggu postingan setelah ini ya!) (Jangan terlalu berharap kalau saya akan nulisnya akan cepet ya, mungkin minggu depan).

Jadi, meniru judul serial Netflix favorit anak jaman sekarang "To All The Boy That I Have (and Forced To) Met Before":

1. Terima kasih kepada kamu yang highly promoted by tante saya. Dengan pekerjaan yang kamu miliki, saya yakin kamu bisa menemukan perempuan yang mungkin lebih baik dan mungkin sama pandangan politiknya dengan kamu. Kalau kamu harus tahu, saya sempat mungkin tertarik lah ya sama kamu karena "yaudahlah Git, cari apalagi sih, seiman, kerjaannya juga bagus, sama-sama orang Padang, selera musiknya juga bagus". Dan kalau kamu harus tahu kenapa saya memilih untuk enggak sama kamu, well, kayaknya kamu juga tahu deh. Di hari kamu meminta saya untuk memberi selamat atas terpilihnya bos baru kamu, thats the moment i'm done with you.  Tapi kalau saya boleh memberikan masukan, kamu sebenarnya punya waktu untuk melumpuhkan saya kalau saja kamu sedikit agresif mendekati saya. Saat terakhir kita bertemu, kamu bilang kita akan ketemu lagi. Tapi sampai satu bulan, dua bulan ke depan kamu enggak jelas kabarnya. Whatsapp saya cuman menyapa abis itu ngomongin sesuatu yang enggak jelas maksudnya apa. Pernah dua kali kita janjian lagi untuk ketemuan tapi kamu yang batalin. Dan buat pria-pria di sini, satu pelajaran yaa, "saat kalian janjian sama orang yang lagi kalian deketin tapi kalian sendiri belum pasti bisa, tolong jangan mengiyakan". Karena bagi saya itu kesalahan sepele dalam awal hubungan yang cukup bikin cewe ilfil sih. Dan, oh ya, buat kamu, terima kasih atas segala whatsappnya yang random gak jelasnya. Saya tahu pasti niatnya baik, semoga kamu juga di pertemukan sama yang lebih baik.

2. Terima kasih kepada kamu yang saya swipe right di Tinder. Kamu yang entah berapa banyak kamu yang saya maksud. Terima kasih atas pencerahannya atas kehidupan ini. Terima kasih atas undangannya untuk one night stand padahal profile picture saya sudah jelas-jelas berhijab (saya enggak ngerti lagi gimana nanggepinnya), terima kasih atas chat yang tak berkesudahan tanpa ada janji temu yang jelas, terima kasih atas rayuan yang Maha Dahsyat sukses membuat saya senyum-senyum sendiri, terima kasih atas obrolan yang luar biasa mendalam mengenai penyakit dalam yang kamu derita sehingga membuat saya lebih mawas diri, terima kasih atas keterbukaannya terima kasih canda tawanya. Semoga kalian semua mendapatkan orang yang memang sesuai dengan harapan kalian.

3. Terima kasih kepada kamu yang dulu pernah datang lalu pergi lagi. Kalau untuk kamu, khusus lagunya Adele "i wish nothing but the best for you". Terima kasih, atas kehadiran kamu. Mungkin kalau enggak ada kamu, saya enggak mungkin menyadari betapa beruntungnya saya. Mungkin kalau kita dulu enggak pernah dipertemukan, mungkin saya enggak akan pernah sadar betapa indahnya dicintai tanpa banyak tuntutan. Kalau saya enggak pernah bertemu dengan kamu, saya enggak akan pernah tahu betapa beruntungnya saya hari ini yang bisa dicintai dengan sebegitu tulusnya. Kalau saya enggak pernah ketemu sama kamu, saya enggak akan pernah tahu kalau harusnya cinta itu nyaman dan sederhana. Dan untuk kamu yang kini juga tengah menikah dan menantikan momongannya, terima kasih atas pengalamannya. Kamu benar-benar mengajari saya kalau pengalaman adalah guru terbaik dalam kehidupan. 

4. Terima kasih kepada kamu, sepupu saya yang mau dicomblangin sama saya. Ya Tuhan, saya baru tahu kalau keluarga saya yang aku sayang dan cinta ini ternyata aneh banget. Terima kasih atas kehadirannya sehingga mengajarkan saya kalau agama memperbolehkan pernikahan antar sepupu jika yang bersaudara beda gender. Sungguh rumit dan sungguh-sungguh aneh. Buat yang memang punya keluarga yang menikah antar sepupu saya enggak nge-judge, memang jalannya jodoh orang beda-beda. Ada yang ketemu satu kampus, satu kantor, satu tongkrongan, tapi bisa juga satu keluarga. Hhaaha, asik kan biar undangan nikahannya gak ngasih makan orang lain, masih keluarga juga aja semuanya. (Oh God no, thank you for not let this happen to me!)

Kayaknya udah sih segitu aja, duhh gak banyak yaa. Terima kasih juga untuk teman-teman yang selama ini udah bareng-bareng sama saya, yang tahu betul siapa siapa aja orang yang saya omongin di sini. Terima kasih telah menjadi teman saat jomblo bersama, kere bersama, julid bersama, hahaha, kini waktunya kita songsong chapter baru dalam kehidupan kita masing-masing ya! Semoga masih bisa menjalani chapter ini dengan bersama-sama juga.


You May Also Like

0 comments