Discover Nepal

by - 1:38 AM


Annapurna Range View dari Bukit Sarangkot pukul 6 pagi

Berbukit dengan iklim tropis, itulah gambaran biologis Nepal dari kacamata saya. Negara yang dikelilingi pegunungan Himalaya ini menjadi tempat yang penting bagi umat Buddha, pasalnya di daerah yang dihimpit datarn China dan India inilah sang Buddha, Siddartha Gautama lahir. Selama ribuan tahun Nepal telah menjadi banyak tujuan religius bagi para biksu dan pemuka agama, Namun, memasuki abad ke-20, Nepal lebih dikenal sebagai gerbang utama bagi para pecinta alam yang ingin menaklukan puncak gunung Sagarmatha atau lebih dikenal, Everest.

Saya sendiri bukan orang yang senang mendaki gunung, bahkan saya bukan tipe orang yang menikmati liburan ke gunung. Nuansanya yang tenang dan senyap buat saya sangat menakutkan.
Adapun keputusan saya untuk terbang ke Nepal semata karena tiket murah dan ketidakmampuan saya untuk menolak ajakan jalan-jalan.

Menjelajahi negara yang punya perbedaan bahasa, makanan, dan wajah selalu menarik ego penjelajah gadungan seperti saya. Dan, surprisingly, Nepal memiliki vibe yang  serupa dengan Indonesia. Wajah masyarakat di dominasi oleh paras India dan China dan percampuran diantara keduanya, seperti apa bentuknya? Ya, kira-kira seperti wajah orang Indonesia kebanyakan. Makanan mereka juga kaya bumbu rempah-rempah, satu piring Nepali Plates itu rasanya mirip dengan satu piring menu makanan Padang. Bedanya mereka tidak menggunakan daging sapi di dalam masakannya. Masalah bahasa? Nepal punya gap kefasihan bahasa Inggris yang sangat jauh. Jika Anda bertemu dengan orang Nepal yang bisa berbahasa Inggris, dia pasti bisa bicara dengan sangat fasih, tapi jika Anda bertemu dengan orang yang tidak bisa berbahasa Inggris, mereka benar-benar tidak mengerti apapun yang Anda coba sampaikan.

Salah satu pengalaman saya bertemu pertama kali dengan orang Nepal adalah di pesawat terbang menuju Kathmandu dari Kuala Lumpur. Pria asli Nepal ini duduk disebelah saya dan berusaha membuat percakapan dengan menggunakan bahasa Inggris, dan ketika saya menjawab dengan bahasa Inggris lagi dia langsung memasang raut wajah menyesal karena tidak mengerti sepatah katapun yang saya lontarkan.

"I'm from Jakarta, where do you come from?"
hening
"home, where do you come from?"
"Nepal"
"Yes, i know, but what city? are you originally from Kathmandu?"
hening
"Your house"
"my house"
"Yes, where?"
hening
40 menit kemudian, dia kembali mencoba berinteraksi
"Can you speak Melayu?"
(Allahu akbar, capek-capek ngomong tau-taunya dia bisa ngomong Melayu)

Tapi di luar kendala yang enggak kendala-kendala banget tersebut, bagi saya pelarian saya ke Nepal merupakan keputusan terbaik kedua di 2017 (yang pertama adalah keluar dari kantor dan memutuskan untuk menjadi full time freelancer social media dan PR Digital. Yes, i am join forces with those kind of millenials).

Jadi, kalau Anda seperti saya, suka jalan-jalan tapi cemen untuk tracking apalagi climbing berikut beberapa tempat yang wajib Anda kunjungi selama di Nepal.

1. Boudhanath - Swayambunath - Pasupathinath
Swayambunath
Begitu landing tiga tempat inilah yang jadi tujuan utama dan pertama saya di Kathmandu. Karena jika Anda cari di Google, "must visit place in Kathmandu" tiga kuil ini berada diurutan teratas. Dan layaknya turis gadungan kebanyakan saya nurut saja dengan rekomendasi Google. Tapi diluar itu, ketiga kuil ini letaknya tidak terlallu jauh antara satu dengan yang lainnya, jadi masuk akal jika hari pertama saya habiskan untuk menjelajahi tiga kuil ini.

Boudhanath
Boudhanath dan Swayambunath adalah kuil umat Buddha, sedangkan Pasupathinath adalah kuil umat Hindu. Perbedaannya sudah sangat terlihat begitu Anda memasuki daerah ini. Di Boudhanath dan Swayambunath Anda akan disambut oleh kuil dengan atap emas yang dihiasi wajah Buddha di depannya. Kebanyakan orang yang berada di kuil ini pun kebanyakan masyarakat berwajah China ataupun Tibet. Sedangkan Pasupathinath, Anda akan melihat sebuah komplek candi-candi kecil dengan sungai Bagmati di hadapannya yang biasa dijadikan tempat kremasi. Dan tempat ini dipadati oleh para petapa Hindu di dalamnya.
Pashupatinath (nepaladvisor.com)

Untuk berkunjung ke temapt-tempat ini sebenarnya ada angkutan umum dari Thamel tapi karena waktu saya terbatas, maka saya memilih menyewa mobil dari tempat kami menginap untuk mengunjungi tempat-tempat ini. Harga normal yang ada di website untuk menyewa taksi sekali jalan adalah 900 - 1000 Nepali Rupee, dan untuk menyewa seharian seharga 2000 - 2500 Nepali Rupee (atau setara dengan 200 ribu - 250 ribu Rupiah). Harga yang cukup wajar untuk orang yang enggak punya waktu banyak seperti saya. Tapi tenang saja, hampir semua kuil buka dari pagi hingga malam hari. Tapi Pashupathinath terkadang ditutup untuk umum pada pukul 5 sore.


  • Swayambunath. Ticket Fee: 200 Nepali Rupee
  • Boudhanath. Ticket Fee: 250 Nepali Rupee
  • Pashupatinath. Ticket Fee: 1000 Nepali Rupee. 



2. Kathmandu Durbar Square

Durbar Square near Kal Bhairav, where people confess to their sins. And yes, its always crowded in here!

Seperti yang saya katakan di awal, Nepal sudah ada ribuan tahun lamanya, bahkan sebelum Masehi. Maka tidak mengherankan ketika kota sebesar Kathmandu saya dipadati dengan tempat-tempat kaya sejarah di dalamnya. Dan salah satu komplek terluas di Kathmandu dengan dipadati dengan kuil-kuil Hindu bersejarah adalah Kathmandu Durbar Square. Setidaknya ada 43 artefak yang ada di Durbar Square ini.  Di tiap kuil ataupun artefaknya memiliki cerita dan lokasi tersendiri. Karena lokasi ini dipadati dengan turis mancanegara sehingga banyak pedagang, toko suvenir, dan penduduk lokal yang tinggal di sekitar Durbar Square. Anda harus benar-benar jeli dan memegang peta instruksi yang diberikan saat membeli tiket agar tidak tersesat. Tapi, tenang saja, ada pemandu lokal yang bisa Anda sewa untuk menemani Anda berkeliling Durbar Square. Dengan harga 500 Nepali Rupee Anda bisa berkeliling sambil mempelajari kebudayaan Hindu dari sini.
Yang unik dari sini adalah tiap tiket yang Anda beli bisa berlaku untuk dua kali kunjungan di dua hari berbeda. Karena bisa dibilang tempat ini cukup luas untuk dijelajahi dalam satu hari. Anda harus meminta stempel di Kathmandu Metropolitan City di bagian tiket sebelum jam 5 sore agar tiket yang Anda pegang bisa digunakan untuk hari lain.

  • Kathmandu Durbar Square. Ticket Fee: 1000 Nepali Rupee.


3. Garden of Dreams
One out f six view in Garden of Dreams (kathmandu.im)

Jika Anda menginap di daerah Thamel (dan kemungkinan besar Anda pasti akan menginap di jantung kota turis ini), maka kunjungan ke Garden of Dreams bisa jadi pilihan Anda saat jalan-jalan sore di sekitar Thamel. Garden of Dreams, bagi saya pribadi seperti paradoks yang menyejukkan di tengah Thamel. Karena saat Anda sampai di Thamel, hawa panas, kotor, dan debu ada disekitar Anda. Dan memasuki taman ini Anda merasa di tengah Eropa yang dikelilingi tumbuhan tropis yang eksotis. Bagi saya kunjungan ke tempat ini sih optional, tapi percayalah Anda akan sangat butuh melihat pemandangan hijau di tengah gersangnya Thamel. Di dalamnya juga ada cafe yang cukup memadai untuk menemani Anda santap sore.


  • Garden of Dreams. Ticket Fee: 200 Nepali Rupee.Opening Hours: 9 AM - 10 PM
4. Sunrise in Pokhara

Saat Anda mengujungi Nepal dan tidak ada rencana untuk mendaki gunung (karena ada banyak pilihan pendakian di Nepal, tidak harus Everest, tapi bukit lainnya juga bisa didaki), saran saya adalah mengunjungi Pokhara, Nepal. Pokhara itu seperti Puncak bagi Jakarta (yang dimana Thamel adalah Jakarta, lebih buruk dari Jakrta bahkan). Udaranya cenderung lebih sejuk, pemandangannya jauh lebih bagus, dan di sini lebih banyak penginapan mewah. Di jalan utama Lakeside Pokhara, mereka memiliki rentetetan toko, resto, dan butik, layaknya di Seminyak Bali. Dengan suasan Hindu yang kental, dan jalanan yang baru saja terguyur hujan ketika kami datang, maka untuk sesaat saya merasa tengah jalan-jalan di Seminyak.
Dan saat membicarakan Pokahara sebenarnya banyak yang bisa dikunjungi dan dilakukan (mungkin akan saya ceritakan di post lainnya). Tapi salah satu hal yang wajib Anda lakukan di Pokhara adalah naik ke Sarankot dan menyaksikan matahari terbit dari atas bukit. Well, sebagai orang Indonesia yang pernah ke Bromo dan punya kampung halaman di Bukit Tinggi sebenarnya pemandangan yang ditawarkan biasa saja. Yang bikin istimewa adalah pemandangan rentetan gunung es sebagai latar belakang foto. Selebihnya, hampir sama semua!


  • Sarankot Hill. Ticket Fee: 200 Nepali Rupee per car. Recommendation: 4AM - 6AM
    • Taxi from hotel: 1500 Nepali Rupee. Please make an appointment a night before you go.

5. Lake View
One of the reason people visit Phewa Lake because it has temple in the middle of the lake (the smokey one is the temple land) and also they have a stair to the top of the hill to the Peace Stupa

Ada banyak danau di daerah Pokhara, mulai dari Phewa Lake, Begnas Lake, dan Rupa Lake. an menurut saya semuanya memiliki keindahan yang serupa. Tapi jika Anda terbatas oleh waktu dan ingin menikmati keindahan danau di Pokhara, Phewa Lake bisa jadi pilihannya. Menagapa? Dekat dengan pusat kota dan juga tempat-tempat menarik lainnya yang ada di Pokhara. Saat di Phewa Lake Anda bisa menyewa sebua perahu yang bisa mengantarkan Anda berkeliling danau. Saya memutuskan menyewa perahu untuk alasan, ya, apalagi kalau bukan foto-foto. Menurut saya, kunjungan ke danau bisa menjadi pilihan yang sempurna untuk menutup hari Anda di Pokhara sebelum kembali lagi ke Kathmandu atau beranjak ke kota lainnya.

  • Boat in Phewa Lake. Ticket fee: 500 Nepali Rupee. Recommendation hours: 4 PM - 6 PM. The sun about to set down and it is very beautiful.
Jadi, jika Anda baru saja mendapatkan tiket murah AirAsia ke Nepal dalam kurun waktu kurang dari seminggu, mungkin lima tempat diatas bisa jadi pilihan Anda selama di sana. Dan apapun yang ingin Anda lakukan di Nepal, cobalah untuk menghargai tempat-tempat suci yang ada di sana, karena tidak semua tempat yang "instagramable" itu layak masuk instagram.

You May Also Like

0 comments